Tarakan dan Selalu Ada Orang Baik

Suasana Kerabat Keluarga Dayak Blusu Saat Makan Bersama. Ini Prosesi Adat Untuk Prosesi Memakamkan Keluarga Yang Meninggal
Akhirnya kaki saya bisa menapaki tanah Tarakan, atau dikenal sebagai Bumi Paguntaka. Ke sini saya menggunakan Kapal Siguntang dan berlabuh di pelabuhan yang disesaki para kuli angkut barang. Di sini, saya beruntung punya kenalan yang bersedia memberikan bantuan selama berada di Tarakan.

Salah Satu Kerabat Keluarga Dayak Blusu Mengajak Saya Untuk Minum Tuak Khas. Ini Merupakan Salah Satu Prosesi Kekeluargaan Di Acara Ini Untuk Minum Bersama
Mas Firman namanya. Mas Firman sahabat lama saya yang sekarang sudah berkeluarga dan punya satu anak laki-laki. Oleh Mas Firman saya diajak untuk berkeliling di Tarakan, dan salah satu lokasi yang menurut saya benar-benar menarik adalah, dimana saya bisa melihat dengan jelas aslinya Bekantan, di lokasi hutan bakau yang memang punya habitat Bekantan.

Ikan Pesut Atau Lumba-lumba Air Tawar Sedang Berenang Di Area Kapal Tumpangan Saya Di Tanah Tidung
Dan, waktu yang sangat pendek di Tarakan harus saya manfaatkan sebaik-baiknya seperti saya harus cepat-cepat mencari kapal untuk tumpangan saya menuju tempat berikutnya, Malinau. Di Pelabuhan Tangkayu saya berhasil bertemu dengan Pak Hendri, pemilik kapal angkutan barang yang memberikan saya izin untuk menumpang ke Malinau.

Suasana Kerabat Keluarga Dayak Blusu Yang Meninggal Di Tanah Tidung Menunggu Prosesi Adat Sebelum Di Makam
Esok hari, yang mana kapaln yang saya tumpangi terlebih dahulu harus singgah di Pulau KTT untuk bongkar muat sebelum melanjutkan ke Malinau. Selama di kapal, saat saya memeriksa tas ternyata ada beberapa snack dan amplop berisi uang Rp 200 ribu. Ternyata diam-diam snack dan amplop itu diselipkan Mas Firman sebelum saya naik kapal.

2 Orang Anak Bermain Di Kapal Yang Ada Seputaran Sungai Tanah Tidung
Saya bersyukur, ternyata kebaikan tak pernah hilang dari sifat manusia. Kapal yang saya tumpangi tiba di Pulau Tanah Tidung. Seperti mendapat berkah, saya mendapati sebuah kegiatan adat di kampung itu. Yaitu ada gelaran musik untuk prosesi pemakaman orang Dayak. Walau singkat namun itu berarti bagi perjalanan saya.

Salah Satu Burung Jenis Pelatuk Yang Ada Di Kawasan Konservasi Mangrove Kota Tarakan
Waktu kosong selama menginap di pulau saya manfaatkan untuk melihat lebih dekat bagaimana prosesi merayakan kematian ala Dayak Blusu. Dan sempat juga ditawari minuman adat sana, sejenis minuman keras. Cara minumnya pun berbeda. Dua orang dalam satu guci meminum sampai ada tanda kayu di guci menggantung. Gunanya menghormati orang yang meninggal untuk terakhir kalinya. Beruntung saya sempat melihat prosesi ini.

Berfose Di Kapal Bintang Perdana Yang Saya Tumpangi Menuju Malinau
Recent Comments