Dalam pengembaraan ini, Moonstar mengalami beberapa peristiwa memilukan. Dia mengalami kecelakaan parah di kawawan Gunung Agung, Bali pada 14 Februari 2018. Peristiwa ini membuatnya sempat mengalami koma selama tiga hari di rumah sakit. Seperti apa Moonstar menggapai mimpinya? Berikut kisahnya seperti pernah ditayangkan di grid.id.
Perjalanan jejak pengembara sebenarnya saya anggap sudah selesai untuk memenuhi ego saya, Juni tahun 2016 di Timor Leste.
Banyak hal yang dialami sehingga memutuskan untuk berhenti dan memulai untuk mencari pekerjaan, serta rencana menetap di Bali. Dalam perjalanan menuju ke Bali, kabar duka hadir. Mamak pergi di 14 Juni 2017, sehingga saya pulang ke Bangka ketika posisi sedang di Bandung. Saya sempat di Bangka beberapa bulan untuk menghormati mamak.
Bali sempat menjadi manusia normal bekerja sebagai freelance photographer di salah satu agency photo untuk memantau kejadian gunung agung yang sedang awas.
Mulai September 2017 saya memantau tentang status gunung agung hingga erupsi saya sempat menjadi bagian sejarah kejadian bencana alam ini.
Dengan adanya pekerjaan ini tidak ada lagi berfikir untuk melanjutkan perjalanan menjadi pengembara karena dengan seperti ini saya rasa cukup dan rencana ingin menetap dibali.
Akan tetapi pada 14 Februari 2018 sempat mengalami kecelakaan dashyat di lokasi sekitar gunung agung ketika dalam tugas memotret erupsi gunung agung. Di lokasi kejadian sempat menjadi tontonan masyarakat disana karena motor dengan plat F, Ktp Bangka Belitung, serta rambut panjang sehingga membuat masyarakat ragu untuk menolong. Dari lokasi datang seorang polisi yang baik hati pak Wayan Redana. Pak wayan membawa dari lokasi kejadian menuju rumah sakit terdekat akan tetapi karena Bpjs menunggak satu bulan sehingga tidak di terima rumah sakit terdekat dan harus dibawa ke sanglah Denpasar.
Pak wayan mengambil nomor hp saya dan mencari kontak sehingga terhubung dengan I Gusti Putu Wiyani.
Dari kejadian ini membuat tidak sadarkan diri selama 3 hari di rumah sakit dan berada di ruang UGD. Berkat Sang pencipta lewat wanita kuat dan perkasa I Gusti Putu Ayu Wiyani membantu untuk urusan administrasi serta jaminan karena tidak punya saudara di pulau Bali . Melewati kejadian ini hingga bisa hidup sampai sekarang.
Butuh beberapa bulan dari kejadian ini untuk pulih. Kemudian proses pemulihan diri bertemu dengan salah seorang mangku guru spiritual dekat area tinggal mangku wisnu.
Beliau merupakan guru sekaligus saudara sekaligus teman dalam berdiskusi serta banyak menanamkan ajaran kebaikan. Setelah merasa pulih bulan September 2018 ada kepikiran untuk menyelesaikan perjalananan ke merauke. Habis perjalanan berencana untuk memutuskan menikah dengan wanita yang banyak membantu selama hidup dalam suka maupun duka di Bali .
7 SEPTEMBER PERJALANAN INI DIMULAI DAN FINISH DI MERAUKE 27 SEPTEMBER 2018
“Dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau.
Sambung menyambung menjadi Satu itulah indonesia.
Indonesia Tanah airku, aku berjanji padamu.
Menjunjung Tanah airku, Tanah airku Indonesia” .
Modal judul lagu ini membuat saya ingin berjalan kembali setelah selesai cita-cita ingin hidup normal di Bali.
Dengan modal berani, jujur memulai perjalanan ini menuju makassar 7 september 2018 perjalanan ini dimulai menggunakan pesawat dan tiba malam di bandara Sultan Hasanudin.
Rencana di makasar silaturahmi dengan komandan Brimob Sulsel Dansat Brimob Polda Sulsel, Kombes Pol. Drs. Adeni Muhan Daeng Pabali, sekaligus saya anggap abang dan saudara.
Tiga hari saya di Makassar di rumah dinas beliau tinggal dan sempat merasakan kuliner makasar serta wisata ke pulau terdekat di makasar.
Beberapa hari dimakasar saya rencana melanjutkan perjalanan menuju Toraja untuk menemui keluarga abang elwin yang dulu 2015 perjalanan saya ditampung di rumahnya di kampung bokin toraja.
Ketika sampai dan bertemu dengan bang elwin ternyata masih ingat dan kita sempat bercerita untuk mengingat memori dulu.
Berkenalan di pasar dengan bang Elwin trus ikut keluarga mereka ke acara perkawinan dan pulangnya dia bertanya nginap dimana dan saya jawab tidak ada dan abang menawarkan tempat tinggal dirumahnya kampung Bokin.
Dan malam ini perjalanan menuju makasar dilanjutkan.Tiba di makassar subuh dan melanjutkan perjalanan ke rumah abang mohan pamit dikarenakan pesawat menuju jayapura malam masih dipersilahkan untuk istirahat di rumah dinas beliau.
Malam hari sebelum diantarkan adhe dan adit ajudan bang mohan ke bandara saya diberi 5 wejangan untuk hidupku kedepan ingat ya Moonstar,
Kenali diri sendiri, Kenali lingkunganmu, Prioritas, Siasat, dan Peduli. Perjalanan ini subuh tanggal 14 sepetember dilanjutkan menuju Jayapura – Sentani.
JAYAPURA
Pesawat tiba di Jayapura pagi pukul 08.00 wita saya menggunakan damri menuju kota jayapura dari bandara sentani.
Karena lokasi bandara dengan kota cukup jauh dan saya tidak mau menyusahkan kawan saya ekie untuk menjemput.
Tiba di jayapura kota ekie menjemput saya dan sempat mampir dikantornya setelah itu minum kopi wamena papua kita bernostalgia.
Kemudian saya diantarkan tinggal di kost kawan saya ekie yang tidak dia tempati karena tinggal di mess bersama petingginya.
Ekie merupakan pekerja keras sehingga beliau telp saya kalau hari ini tidak bisa mampir tapi besok pagi jam 09.00 wita siap-siap ya kita jalan menuju perbatasan Papua New Guinea .
Besok pagi ekie menyempatkan seharian jalan-jalan tujuannya untuk saya merassakan apa yang dia rasakan bisa bertahan di jayapura ini selama 2 tahun.
Di perbatasan indonesia Papua New Guinea perjalanan cukup jauh 1 jam perjalanan dan ekie menunjukan spot dimana di dalam are papua new gini dia berdiri melihat salah satu desa di pinggir pantai dan masih banyaknya hutan di area ini.
Setelah menikmati perbatasan sempat minum kelapa muda dengan view pulau kecil dan hamparan lautan di area skyline. Untuk terakhir ketika sore ekie mengajak melihat kota papua dari ketinggian lapangan golf kodam cendrawasih XVII.
Setelah puas melihat jayapura dari pengalaman kawan saya tinggal selama 2 tahun disini beliau ngajak saya ngopi dan berpesan di akhir cerita.
Kenapa saya betah di sini sudut yang saya ajak kepada dirimu inilah yang membuat saya betah.
Kawan ini orang hebat dalam proses belajar mengenali dirinya sendiri, sejak 2010 berpetualang bekerja di special Bagian Timur Indonesia. Kali ini sudah 2 Tahun Bertahan di Jayapura. Banyak yang di korbankan untuk semua yang dijalaninya termasuk pasangan hidup.
Cerita yang kami miliki hampir sama sehingga walaupun kami tidak setiap hari bertemu akan tetapi kami seperti teman lama. Curhatan kami tentang pergulatan mengenali diri sendiri cuma jalan hidup yang berbeda.
Seminggu sudah dijayapura saya memutuskan untuk menyelesaikan perjalanan ini karena tujuan saya merauke.
20 September pesawat siang saya menuju merauke dari bandara sentani yang diantarkan kawan saya ekie. Sempat ngopi bersama kawan saya balik ke jayapura karena pekerjaan dan saya menunggu perjalanan ini hingga berangkat pesawat pukul 10.00 wita.
MERAUKE
Pesawat tiba di merauke sekitar pukul 12.30 wita dan saya sempat bingung mau kemana.
Sebenarnya teman saya okto merekomendasikan saya ke temannya arif salah satu polisi satu angkatanya pendidikan yang bertugas di merauke kebetulan Arif bertugas ke pedalaman merauke saya direkomendasikan ke gunawan salah satu junior arif di polres merauke.
Singkat kata saya kontak gunawan dan dia menjemput saya ke bandara. Kemudian saya mengungkapkan tujuan saya untuk menyelesaikan perjalanan ini di titik o merauke.
Niat saya disambut baik oleh kawan ini kebetulan gunawan kecil besarnya di sota perbatasan Merauke dan Papua New Guinea
Setelah makan saya diajak Gunawan kerumah dinas yang dia tinggal bersama kawanya satu angkatan. Saya izin numpang tinggal dan mereka welcome.
Besok paginya saya diajak berjalan oleh Gunawan naik sepeda motor menuju perbatasan di Sota.
Sebelumnya sempat mampir di tempat orang tuanya Gunawan yang sudah 11 tahun hidup disana dan berjualan bakso.
Sempat merasakan bakso yang enak ini yang duduk di warung ini beragam jenis profesi orang. Orang papua, militer, karyawan suka dengan rasa bakso orang tua gunawan bahkah ada yang tahunan menjadi pelanggan di warung ini.
Setelah mencicipi bakso dan ngobrol dengan orang tua gunawan dia mengantarkan saya menuju titik o merauke-sabang.
Tidak ada yang bisa saya ucapkan, hanya ucapan syukur kepada Tuhan bahwa saya berdoa untuk perjalanan ini sudah cukup bagi saya.
Sempat berfoto dan menikmati bagian perbatasan ini hingga kembali ke warung orang tua gunawan.
Beberapa saat istirahat dan kemudian gunawan mengajak saya kembali pulang me merauke kota.
Di dalam perjalanan banyak pemandangan sarang semut yang menjadi khas merauke dan beberapa kondisi jalanan yang sedang dalam perbaikan.
Setelah sampai malam di merauke kota saya sempat berfikir untuk selesai sudah perjalanan ini dan pikiran rencana pulang ke bali dan memulai hidup biasa saja tidak mengembara lagi. Kemudian ada kapal pelni dan rencana mengingat memory untuk naik kapal.
Berhubung satu minggu hanya sampai kupang jadi saya putuskan memesan pesawat saja. Tiket dari merauke sangat mahal menuju Bali jadi saya harus tertahan 4 hari lagi disini dan setelah itu pulang ke bali.
Selama beberapa hari disini saya sangat beruntung diajak Gunawan menikmati sunset indah diujung timur Indonesia dan malamnya menikmati bulan purnama.
Saya rasa lebih dari cukup perjalanan ini dikarenakan hanya impian saya titik 0 tapi malah diberikan pemandangan yang luar biasa.
Gunawan salah satu orang di dalam letting kepolisian ini yang rela menjadi Saudara Saya saat ini Merauke.
Pertemuan dan pertemanan ini oleh hubungan baik yang terjalin dengan saudara Okto yang bekerja sebagai korps Brimob di perbatasan Atambua Timor Leste.
Dulu perjalanan 2015 saya finish di sana dan kenal dengan kawan ini dan sekarang dia membantu menyelesaikan perjalanan ini dengan kenalannya satu angkatan di kepolisian di Merauke.
Okto menjamin dirinya untuk saya diterima di Merauke lewat Arif satu letting NTD dengan dirinya di Nusantara. Arif sedang dinas ke pedalaman Merauke sehingga di rekomendasi Gunawan adik tingkatnya untuk menerima Saya di Merauke.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Singkat cerita Saya bermodal Jujur dan Berani menyampaikan maksud dan tujuan saya akhirnya saya di terima.
Satu minggu saya di Merauke tinggal di rumah dinas jl. Trikora Merauke. Di situ saya mulai menanam kepercayaan dan sikap berbagi dengan Gunawan.
Bahwa saya hanya ingin menyelesaikan Ego. Gunawan memiliki jiwa yang dewasa sehingga setiap Kita berdiskusi selalu nyambung.
Pertemuan kami memang singkat tapi yang dilakukan satu sama lain punya kejujuran dan ketulusan dalam berbagi.
Terima kasih S440dara untuk satu Minggu di Merauke ini. Engkau membuat diri saya yakin bahwa frekuensi itu memang sudah di atur alam ini, termasuk bertemu dengan dirimu, keluargamu di sota lewat Bapakmu memberikan wejangan yang sungguh luar biasa.
Gunawan juga rela mau mengantarkan berkelana di Merauke walaupun saya tidak meminta tapi kesadaranmu sungguh luar biasa S440daraa. Kesimpulan saya kita bersaudara Sabang – Merauke
“Tapi ingat dimana dirimu dilahirkan, Dimana posisi dirimu hidup mencari makan. Semuanya patut dipikirkan Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung” Bapak Gunawan berpesan.
Terima kasih Alam Semesta untuk memberikan Saya kesempatan untuk menyelesaikan perjalanan ini.
Akhir kata pelajaran 3 tahun perjalanan ini Sabang-Merauke mengalami banyak sekali dilema.
Tapi kata-kata dari sebuah film inspirasi saya, In to The Wild “KEBAHAGIAAN AKAN NYATA KETIKA KAMU BERBAGI”
Berbagi yang kamu mampu bukan segalanya tentang uang.
Tentang pengalaman, profesi, canda hiburan apapun itu.
Ujung timur Indonesia Merauke. (Bersambung)
Makna berbagi yang sangat luas..
“Bahwa saya hanya ingin menyelesaikan Ego. Gunawan memiliki jiwa yang dewasa sehingga setiap Kita berdiskusi selalu nyambung.”
Memposisikan diri untuk mendengar ketika teman diskusi adalah pembicara
Berbagi memang sangat luas maknanya, Bagi saya berbagi semampu saya dan apa yang ada di dalam diri ini. ketika kita mampu membuat orang tertawa dan tersenyum saja kita sudah berbagi.