..

Perjalanan darat terpanjang yang pernah dilalui adalah Malinau-pontianak. Menurut Laporan di Google darat panjangnya 2.484,1 km, Jadi ini salah satu kisah perjalanan 3 Hari 2 malam hidup dijalan malinau menuju samarinda.
“Segala sesuatu itu dimulai dari yang kecil dengan modal keyakinan pasti akan sampai di samarinda, Caranya Saya serahkan pada yang Maha Kuasa” Start dimulai dari malinau menggunakan damri menuju tanjung selor karena pada saat ini rute damri hanya sampai disana. Kemudian sang supir baik hati tidak memberhentikan di terminal akan tetapi di jalur baypass dimana mobil rata-rata menuju berau. Tiba di tanjung selor pukul 16.00 wib agak sulit mencari tumpangan atau bus untuk irit perjalanan. Yang banyak lalu lalang dan menawarkan adalah travel, Berhubung keuangan sangat terbatas harus bisa menahan diri.
Hampir setengah jam menunggu ada mobil L-300 berhenti ketika menyodorkan tangan. Ayo naik imbuh seorang bapak yang membawa sayuran ke pasar berau. Kemudian bergegas menaruh tas dan duduk di belakang. Menikmati jalanan serta angin sepoi-sepoi dengan pemandangan hamparan hutan. Beberapa lama perjalanan sang Bapak berhenti karena melihat sayur dijual di pinggir jalan untuk sekalian dibawa jual di pasar berau. Hasil negosiasi Bapak itu gagal karena tidak masuk harga dan kemudian bapaknya meminta saya duduk disampingnya jangan dibelakang biar ada teman ngobrol katanya. Kemudian kita bercerita satu sama lain bapak itu menceritakan bahwa dulu pernah ada bule yang dia bawa hampir sama perawakanya imbuhnya. Beberapa jam perjalanan tiba diberau sudah malam, Mencoba meminta diberhentikan di masjid saja untuk menginap semalam dan besok melanjutkan perjalanan kembali.

Sampai di masjid di berau Kemudian merebahkan diri dibagian depan masjid. Tidak lama duduk seorang penjaga masjid menghampiri dan menyarankan untuk tidur di tempat biasa dia tidur, karena dia bisa tidur di rumah warga dekat masjid. Kemudian kami saling bercerita sambil mengeluarkan camilan dan minuman ringan. Setelah larut malam mulai istirahat di ruangan ukuran 2*2m ya cukuplah untuk rebahan dengan matras andalan dan sleeping bag.
Subuh suara adzan mulai bangun di masjid serta menumpang mandi disana, Kemudian bergegas mencari mobil yang menuju ke jalur bypass menuju samarinda. Sampai di jalur baypass duduk di warung sambil minum kopi serta sarapan menunggu truck ekspedisi menuju samarinda yang baik hati. Sudah menungu sekitar 5 jam akhirnya ada sopir ekspedisi mau menampung saya ikut truck menuju samarinda. Puji Tuhan orang itu namanya Mas anto orang asli berau. Perjalanan demi perjalanan dinikmati karena mas anto sendiri jadi menemani di sebelahnya dan ransel besar di belakang truck kebetulan tidak ada muatan ke samarinda. Muatan dari berau ke samarinda kurang akan tetapi muatan truck samarinda berau mas anto sudah ada langganan. Dalam perjalanan beberapa kali kami berhenti di warung makan, Kadang minum kopi dan makan dikala lapar. Sore hari pemandangan dari mobil sangat indah sesekali melihat burung rangkong di pohon membuat kadang tangan gatal untuk memotret, Berhubung takut nanti dikira punya barang mahal numpang di tahan keinginan itu jadi menikmati dengan mata saja tanpa mengabadikan. Dikarenakan sudah magrib mas anto memutuskan untuk istirahat tempat istirahat di salah satu kebun sawit dan banyak supir truck istirahat disana.
Kemudian pagi bangun cuci muka langsung lanjut ke samarinda, Pukul 10.00 wita akhirnya kami tiba di samarinda dan kemudia kita berpisah. Kemudian mencoba berkeliling samarinda karena kota ini ada kenangan tersendiri. Sambil menunggu teman saya menjemput untuk trip selanjutnya mencoba message dengan seseorang yang pernah menjadi bagian hidup ini. Kita bertemu dan ditraktir makan si pengembara ini. Setelah makan dan cerita kita berpisah kemudian bersantai sejenak di taman tepian samarinda sambil isi waktu menghabiskanmembaca 1 buku yang menjadi inspirasi saya hingga malam.

Bosan Mondar-mandir berjalan di tepian sungai mahakam sampai akhirnya menarik perhatian 2 orang pasangan muda-mudi dengan mobil dan mengajak ikut untuk diantarkan. Dia bertanya mas backpacker? Iya saya bilang ,mau kemana ? saya sedang menunggu teman saya jadi saya berkeliling disini-sini saja. Sudah makan? Belum ya sudah ikut saya aja ke mobil kita makan bareng. Akhirnya cerita panjang lebar ini berakhir dengan sepiring nasi goreng dan di traktir. Setelah makan ini mereka pergi dan saya diminta nomor telpnya dan dia memperkenalkan namanya rizki. Saya pikir suatu hal yang tak terduga ada saja orang baik walaupun saya tak kenal dia, Diapun tak kenal hingga mengajak untuk satu meja makan bersama. Setelah berpisah masih dalam kategori menunggu. Kira-kira pukul 21.00 wib kawan saya telp dan kita bertemu naik mobil menuju tempat saudaranya yang disamarinda. Karena sudah malam kita tidak bisa melanjutkan perjalanan kerumahnya di tanjung isui dan istirahat disamarinda malam ini. Akhirnya hampir seribu kilo dalam 3 Hari 2 malam selesai, Saatnya tidur dengan matras dan sleeping bag. Goodnight
Recent Comments