Perjalanan panjang dimulai dengan pinjaman motor dari Intan Siregar, seorang penggemar Instagram yang mengikuti perjalanan saya di Facebook. Meskipun awalnya tidak kenal secara langsung, tetapi koneksi melalui dunia maya membawa kami bersama dalam petualangan. Kisah dimulai ketika saya mengunjungi kantor Intan dan Devid, seorang teman yang ternyata bekerja di kantor yang sama. Devid memberikan pinjaman motor dengan pesan hati-hati dan berdiri tenda jika perlu, mengingat kekhawatirannya terhadap keamanan di daerah tersebut.
Perjalanan menuju Teluk Dalam diarahkan agar tidak pulang malam karena daerah tersebut dikenal sebagai tempat berbahaya. Inilah alasan mengapa saya memutuskan untuk mendirikan tenda. Selama perjalanan selama 3 jam, saya banyak berhenti untuk menikmati pemandangan menarik yang layak diabadikan oleh kamera. Tiba di Teluk Dalam, mata saya tertuju pada papan penunjuk menuju rumah adat Nias. Tanpa ragu, saya mengikuti petunjuk tersebut dan bertemu dengan David Wau, seorang pemuda yang menawarkan pertunjukan lompat batu dengan harga yang cukup tinggi. Saya tidak mampu membayar harga tersebut, namun dengan kebaikan hati, saya meminta bantuan mereka dan menawarkan untuk menulis nama mereka dalam perjalanan saya sebagai bentuk apresiasi.
Mereka setuju, dan setelah pertunjukan, kami tidak hanya membangun koneksi, tetapi juga menjalin persahabatan yang bernilai lebih dari sekadar uang. Perjalanan berlanjut ke Sorake untuk melihat peselancar dan mendirikan tenda di Wisma Lisa setelah mencari tempat yang sesuai. Ibu pemilik wisma dengan baik hati memberikan izin untuk mendirikan tenda di depan wisma.
Inilah inti dari petualangan ini: lebih dari sekadar melintasi tempat-tempat indah, kita menjalin hubungan manusiawi yang mendalam, menghargai kebaikan orang lain, dan merasakan kehangatan persahabatan di setiap langkah perjalanan.
Recent Comments