10 Februari

Ternyata adaptasi dengan cuaca di suatu daerah tidaklah segampang yang kita bayangkan. Buktinya, selama di Jogja saya sudah mengalami dua kali sakit. Yang pertama karena kondisi tubuh saya yang drop, nah, kali ini adalah sakit yang boleh dibilang sangat dekat dengan tingkat emosi tak stabil. Yaitu: sakit gigi!.
Benar kata orang, kalau disuruh pilih enakan sakit gigi apa sakit hati, mending pilih sakit hati. Karena saya merasakan sendiri betapa tak indahnya hari kala nyut-nyutan. Walhasil, rencana-rencana pengembaraan saya sedikit terhambat.

11 Februari

Bangun pagi, masih dengan kondisi sakit gigi yang masih teramat wah, saya dapat pesan singkat dari teman bernama Mas Agung Nug. Dia meminta saya menelpon balik. Buru-buru saya cari pulsa untuk mengetahui kira-kira ada info apa yang mau disampaikan Mas Agung. Betapa kaget, senang, bahagia, gembira, nyut-nyut di gigi, semua berkolaborasi dalam satu rasa saat saya mendengar info dari beliau. Dia menceritakan ada sebuah proyek pembicara di sebuah seminar yang meminta saya menjadi keynote speaker. Wah! What a amazing day saya pikir.

Diceritakanlah oleh Mas Agung apa dan bagaimana kegiatan itu akan digelar. Awalnya saya pikir itu hanyalah sebuah diskusi ringan yang dihadiri setidaknya 10 orang saja. Tapi apa dikata, kata Mas Agung itu bukanlah sebuah diskusi sederhana. Itu adalah diskusi serius yang dikemas juga dengan sangat serius oleh panitia di Mojokerto Jawa Timur.
Mendengar informasi dari Mas Agung bagaimana keseriusan panitia saya terharu, sesaat saya lupa dengan sakit gigi yang mendera. Lalu sebuah famplet bikinan Abang Untung Sitanggang dikirim ke smartphone saya, sejenak saya lagi-lagi merasa bangga, semua persiapan memang detail sampai-sampai desain fampletnya pun dibuat dengan profesional.

Sejenak saya termenung dan hanya bisa terucap terimakasih dari dalam hati, terimakasih kepada kawan-kawan di Mojokerto, terutama Mas Agung. Reaksi saya kala itu mirip-mirip dengan reaksi dan mimik muka Mike Mangini saat ia mendapat telfon dari Dream Theater untuk resmi menjadi penggebuk drum di band progresive paling pintar di dunia itu, untuk mengisi posisi Mike Portnoy yang hengkang ke Avenged Sevenfold lalu. Begitulah reaksi muka saya, berterimakasih kepada Tuhan.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Warung Rakyat di Mojokerto yang sudah sudi menerima saya seorang pengembara. Saya tiba-tiba menjadi sangat bersemangat untuk merencanakan materi. Mojokerto, we will make it! (*)

Tampilan sosmed mas Agung Nug di acebook salah seorang yang menjadi dalang di acara Mojokerto & BBM tadi siang dari bang Untung Sitanggang, salah satu kawan yang membuat acara ini menjadi seperti ini.

Tampilan sosmed mas Agung Nug di acebook salah seorang yang menjadi dalang di acara Mojokerto & BBM tadi siang dari bang Untung Sitanggang, salah satu kawan yang membuat acara ini menjadi seperti ini.