Dalam perjalanan hidup, ada momen dan tempat yang membentuk kita, mengajarkan kita, dan menginspirasi perubahan dalam diri kita. Gunung Agung, yang terletak di pulau Bali, adalah salah satu tempat yang memiliki pengaruh besar dalam hidup saya. Ia adalah guru yang mengajarkan banyak pelajaran tentang perjalanan, tekad, dan pertumbuhan pribadi. Saya pertama kali masuk ke pulau Bali dengan maksud menjadi pemburu erupsi Gunung Agung pada tahun 2017. Pada saat itu, gunung ini menunjukkan tanda-tanda aktivitas erupsi yang menarik perhatian banyak fotografer dan jurnalis. Kesempatan ini membuka pintu bagi saya untuk memasuki dunia jurnalistik foto, dan saya tak ragu-ragu mengambilnya.
Saya mengambil berbagai foto selama waktu itu, beberapa bahkan mendapatkan popularitas di dalam dan luar negeri. Namun, selama perjalanan ini, saya mulai merasa ada yang kurang. Meskipun saya mengejar pencapaian dan kesuksesan dalam dunia jurnalistik, saya merasa ada sesuatu yang lebih dalam yang perlu dijelajahi.
Pada saat saya memotret pengungsi dengan ratapan mereka yang terdengar di latar belakang, saya merasa ada suatu panggilan yang lebih besar. Kadang-kadang, dalam sulitnya situasi mereka, ada pertanyaan di benak saya: “Apa yang saya kejar di balik semua ini?” Namun, hati saya dengan tegas berkata bahwa ini adalah tugas saya.
Gunung Agung, dengan segala keindahannya dan ketidakpastiannya, mengajarkan saya bahwa pencapaian fisik dan popularitas bukanlah segalanya. Ada lebih banyak yang harus dijelajahi dalam diri kita, terutama dalam hal makna hidup. Itu adalah Gunung Agung yang mengantarkan saya pada kesadaran akan hal ini.Namun, perubahan sejati dalam hidup saya datang ketika saya mengalami kecelakaan yang serius saat memburu erupsi Gunung Agung. Dari kejadian itu, saya merasakan perubahan besar dalam perspektif hidup saya. Dengan bimbingan seorang mangku di Bali, saya mulai menjelajahi jalan menuju kesadaran dan kedamaian batin.
Ketika pandemi COVID-19 melanda dunia, itu adalah ujian besar yang melibatkan pilihan sulit dalam hidup saya. Saya memutuskan untuk menjalani istirahat dari dunia jurnalistik foto dan mensyukuri pekerjaan yang ada saat itu. Meskipun itu adalah keputusan sulit, itu adalah langkah yang saya perlukan untuk menemukan kembali makna sejati dalam hidup saya.
Sekarang, situasi di Bali mulai membaik, dan saya merasa siap untuk mencoba kembali dalam dunia fotografi dengan semangat dan keyakinan yang lebih mendalam. Saya tahu bahwa segala sesuatu adalah milik Tuhan dan saya hanya perlu percaya dalam realisasi perjalanan saya.
Kisah ini adalah pengingat indah bahwa perjalanan hidup kita adalah tentang pertumbuhan, penemuan diri, dan perubahan. Terkadang kita harus melewati perubahan yang sulit dan mengambil langkah mundur untuk menemukan makna sejati dalam hidup. Semua yang kita alami adalah bagian dari perjalanan kita, dan kepercayaan kepada Tuhan adalah yang memandu kita melaluinya. Semangat kepada teman-teman yang juga sedang memulai dunia yang baru dalam perjalanan hidup mereka.
Recent Comments